Sorong, Jubi — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar acara Forum Literasi Politik Hukum dan Keamanan Digital (Firtual) dengan tema ‘Masa Depan Cerah untuk Perempuan dan Anak: Hak dan Kesempatan yang Setara’ di Sorong, Papua Barat Daya pada Kamis (8/8/24).
Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Hukum dan HAM, Ditjen IKP Kementerian Kominfo, Astrid Ramadiah Wijaya, yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa upaya pemerintah dalam memajukan kesejahteraan masyarakat Papua kini mengalami perbaikan dan peningkatan.
Hal itu ditandai oleh komitmen pemerintah Presiden Jokowi lewat Inpres Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat yang mencangkup bidang pendidikan, kesehatan serta komunikasi dan teknologi informasi.
“Di bidang pendidikan, ada program Papua Pintar yang mencakup pembangunan sekolah dan program beasiswa. Di bidang kesehatan ada program Papua Sehat yakni kemudahan akses berobat dan program peningkatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di sejumlah wilayah,” kaya Astrid dalam sambutannya di acara tersebut.
Sedangkan di bidang komunikasi dan teknologi informasi, Astrid menyebutkan bahwa Presiden menghendaki peningkatan pengelolaan informasi dan komunikasi publik yang terpadu, inovatif, intensif, dan berkeadilan terkait percepatan pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua.
Oleh karena itu, Astrid mengingatkan bahwa berbagai pembangunan yang dilakukan di Papua saat ini harus dapat dirasakan pula manfaatnya oleh perempuan dan anak-anak. Menurutnya, pemenuhan hak dan kesempatan yang setara bagi perempuan dan anak-anak Papua juga penting untuk diperjuangkan.
“Anak-anak Papua harus dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, mendapatkan pendidikan yang layak, pelayanan kesehatan yang memadai serta memperoleh kasih sayang dari orangtuanya,” lanjut Astrid.
Ia mengatakan hak perempuan Papua sama seperti hak perempuan di seluruh dunia, “yaitu berhak memperoleh pendidikan, layanan kesehatan, perlindungan keamanan serta partisipasi dalam segala hal”.
Dalam kesempatan yang sama, Setiyo Hastiarwo selaku Fasilitator Daerah Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Provinsi Papua Barat Daya juga hadir sebagai narasumber. Ia menyampaikan bahwa saat ini isu yang paling menonjol di Tanah Papua, khususnya di Provinsi Papua Barat Daya, adalah kekerasan pada perempuan dan anak.
“Adapun persentase kekerasan yang dialami oleh perempuan Papua yang tertinggi adalah kekerasan fisik, diikuti dengan kekerasan psikis, kekerasan seksual dan penelantaran. Jika ditelaah lagi usia perempuan yang menerima kekerasan adalah dalam rentang usia 13-49 tahun yang merupakan usia-usia produktif,” ungkap Setiyo.
Untuk mencegah terjadinya kekerasan pada perempuan, Setiyo mengaku pihaknya telah memberikan edukasi agar kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dapat dihilangkan sepenuhnya. “Pemerintah daerah telah menggunakan suatu pola pendidikan khusus yaitu dengan membentuk sekolah perempuan yang sampai saat ini sudah ada di Kota Sorong dan Kabupaten Sorong sedangkan daerah lain belum,” lanjut Setiyo.
“Itu adalah suatu model pembelajaran khusus pada perempuan di luar sistem persekolahan. Para remaja putri yang putus sekolah nanti akan kita bekali dengan minimal enam keterampilan yang dibutuhkan di lingkungannya,” tambahnya.
Ludia Amaye Maryen, Pemengaruh atau Influencer dan Miss Papua 2018 yang juga menjadi salah satu narasumber memberikan motivasi kepada anak-anak muda Papua agar terus menuntut ilmu setinggi-tingginya.
Terlebih saat ini ada banyak beasiswa yang dapat dimanfaatkan oleh siapa saja termasuk anak-anak Papua.
Ludia sendiri mengaku bahwa dirinya adalah penerima beasiswa LPDP Putra-Putri Papua, padahal dulu dia sama sekali tidak tahu mengenai beasiswa tersebut. “Ternyata LPDP itu ada jalur khusus untuk putra-putri Papua, bahkan untuk teman-teman non putra-putri Papua yang tinggal, lahir dan besar di Papua pun ada jalur khususnya, yaitu jalur afirmasi. Tak hanya itu, terdapat pula program LPDP untuk penyandang disabilitas dan berbagai program LPDP lainnya” ungkap Ludia.
Tidak hanya LPDP, Ludia juga menjabarkan bahwa ada banyak sekali program beasiswa terutama program beasiswa dari pemerintah. Untuk itu Ludia memotivasi putra-putri Papua untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya melalui beasiswa pemerintah, demi memajukan dan berkontribusi terhadap Tanah Papua.
“Kalian perlu tahu bahwa beasiswa itu bukan hanya beasiswa pemerintah daerah saja, tapi ada yang namanya beasiswa pemerintah pusat, ada yang namanya beasiswa korporasi, beasiswa yayasan (foundation), beasiswa perguruan tinggi serta beasiswa organisasi/komunitas,” lanjutnya.
Menurut Ludia, dengan teknologi digital saat ini anak-anak Papua juga dapat dengan mudah mencari informasi seputar beasiswa yang diinginkan, bahkan beasiswa untuk menempuh pendidikan di luar negeri sekalipun asalkan mau mencoba.
“Jangan dulu pesimis dan tidak apa-apa gagal, yang penting sudah pernah mencoba, karena tanpa mencoba kita tidak akan pernah tahu bagaimana hasilnya,” ujarnya.
Kegiatan diskusi itu diadakan dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya yang dilakukan pemerintah untuk pemenuhan hak perempuan dan anak di Papua, yang dapat membawa manfaat yang besar dan positif bagi bangsa dan negara. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!