Jayapura, Jubi- Koordinator Pusat Krisis Perempuan Fiji, Shamima Ali mengatakan Perdana Menteri Fiji harus meminta Attorney General (AG) atau Jaksa Agung Aiyaz Sayed-Khaiyum untuk mengundurkan diri. Pasalnya komentarnya dinilai bisa memicu kebencian rasial dalam kampanye pemilihan umum di Fiji jelang pemungutan suara 14 Desember 2022.
Mengutip dari fijivillage.com menyebutkan saat berbicara dalam bahasa Hindustani, Sekretaris Jenderal Partai Fiji, Aiyaz Sayed-Khaiyum mengatakan partai politik lain seperti Partai Buruh Fiji memiliki kandidat yang merupakan Bhajaniyas (penyanyi bhajan).
Dia kemudian bertanya apakah Bhajaniyas memiliki kemampuan untuk berdiri di parlemen dan berbicara tentang masalah yang rumit.
Ali mengatakan sama sekali tidak dapat diterima, bagi seseorang yang memegang begitu banyak portofolio untuk memandang rendah orang.
Dia mengatakan mereka telah mendengar komentar dari berbagai orang dan pernyataan dari partai politik yang dapat memicu kebencian rasial.
Ali juga mengatakan Fiji selalu memiliki politik rasial dan jika Pemerintah Fiji menyatakan ada stabilitas rasial, mereka harus menjadi orang yang memberi contoh.
Dia menambahkan Sayed-Khaiyum telah menghina kepekaan orang-orang yang termasuk dalam agama tertentu.
Ali lebih lanjut mengatakan komentar itu menunjukkan kesombongan.
Shamima Ali adalah aktivis politik Fiji keturunan India. Pada Juli 2015, dia adalah Koordinator Pusat Krisis Wanita Fiji (FWCC), sebuah jabatan yang telah dia pegang selama bertahun-tahun. Dia juga pernah menjadi anggota Komisi Hak Asasi Manusia Fiji (FHRC).
Ali mengutuk kudeta militer pada 5 Desember 2006 di Fiji dan telah mengambil sikap tegas terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang diduga dilakukan oleh pemerintah sementara yang didukung militer. Dia juga mengkritik Shaista Shameem, Direktur FHRC dan simpatisan kudeta, karena diduga mengabaikan pelanggaran semacam itu. Bahkan saat pertemuan negara Kepulauan Pasifik, Shamima Ali tampil menngangkat masalah Papua Barat di Suva, pada 13 Juli 2022. “Fiji tetap bungkam soal isu Papua Barat,”kata Shamima Ali .(*)